Welcome

Selamat Datang,
Ahlan wa Sahlan di situs Bidang Perempuan PIP PKS (Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera) Arab Saudi .
Terima Kasih telah berkunjung.

Kategori

LUBABAH BINTI AL-HARIS BIN HUZN BIN BAJIR BIN HILALIYAH
(Rubrik "Kisah Teladan" Buletin An-Nisa Edisi Juni 2013)



Nama lengkapnya adalah Lubabah binti al-Haris bin Huzn bin Bajir bin Hilaliyah. Beliau adalah Lubabah al-Kubra, dikenal dengan kuniyahnya yakni Ummu Fadhl. Ummu Fadhl adalah salah satu dari empat wanita yang dinyatakan keimanannya oleh Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam. Keempat wanita tersebut adalah Maimunah, Ummu Fadhl, Asma’ dan Salma.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha adalah istri dari Abbas, paman Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, dan ibu dari enam orang yang mulia, pandai dan belum ada seorang wanita pun yang melahirkan laki-laki semisal mereka. Mereka adalah Fadhl, Abdullah al-Faqih (biasa dikenal dengan sebutan Ibnu Abbas), Ubaidullah al-Faqih, Ma’bad, Qatsam dan Abdurrahman.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha masuk Islam sebelum hijrah, beliau adalah wanita pertama yang masuk Islam setelah Khadijah (Ummul Mukminin Rodhiallahu ‘anha) sebagaimana yang dituturkan oleh putra beliau Abdullah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu, “Aku dan Ibuku adalah termasuk orang-orang yang tertindas dari wanita dan anak-anak.”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha adalah seorang wanita yang pemberani dan beriman, yang memerangi Abu Lahab si musuh Allah. Dikisahkan, pasca perang Badar, Abu Lahab tengah berbincang-bincang dengan Abu Sufyan, menanyakan kabar dari perang Badar. (Abu Sufyan ikut perang, sedangkan Abu Lahab tidak ikut perang dan mewakilkan dirinya pada orang lain). Orang-orang berdiri mengerumuni sekitarnya.  Abu Rafi’, seorang pelayan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam ikut mendengar pembicaraan tersebut.
Berkatalah Abu Lahab, “Wahai putra saudaraku, beritakanlah bagaimana keadaan manusia (dalam perang Badar)?”. Abu Sufyan berkata, “Demi Allah tatkala kami menjumpai mereka, tiba-tiba mereka tidak henti-hentinya menyerang pasukan kami, mereka memerangi kami sesuka mereka dan mereka menawan kami sesuka hati mereka. Demi Allah sekalipun demikian tatkala aku menghimpun pasukan, kami melihat ada sekelompok laki-laki yang berkuda hitam putih berada di tengah-tengah manusia, demi Allah mereka tidak menginjak­kan kakinya di tanah.”

Abu Rafi’ berkata, “Aku mengangkat batu yang berada di tanganku, kemudian berkata, ‘Demi Allah itu adalah malaikat. Tiba-tiba Abu Lahab mengepalkan tangannya dan memukul aku dengan pukulan yang keras, maka aku telah membuatnya marah, kemudian dia menarikku dan membantingku ke tanah, selanjutnya dia dudukkan aku dan memukuliku sedangkan aku adalah laki­-laki yang lemah. Tiba-tiba berdirilah Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha mengambil sebuah tiang dari batu kemudian beliau pukulkan dengan keras mengenai kepala Abu Lahab sehingga melukainya dengan parah. Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, ‘Saya telah melemahkannya sehingga jatuhlah kredibilitasnya’.

Kemudian bangunlah Abu Lahab dalam keadaan terhina, Demi Allah ia tidak hidup setelah itu melainkan hanya tujuh malam hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan kepadanya penyakit bisul yang menyebabkan kema­tiannya.”

Begitulah perlakuan seorang wanita mukminah yang pemberani terhadap musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menjadi gugurlah kesombongannya dan merosotlah kehor­matannya karena ternoda. Alangkah bangganya sejarah Islam yang telah mencatat Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha sebagai teladan bagi para wanita yang dibina oleh Islam.

Ibnu Sa’d menyebutkan di Dalamath-­Thabaqat al-Kubra bahwa Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha suatu hari bermimpi dengan suatu mimpi yang menakjubkan, sehingga ia bersegera untuk mengadukannya kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah, saya bermimpi seolah-olah sebagian dari anggota tubuhmu berada di rumahku.” Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Mimpimu bagus, kelak Fatimah melahirkan seorang anak laki-laki yang nanti akan engkau susui dengan susu yang engkau berikan buat anakmu (Qatsam).”

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha keluar dengan mem­bawa kegembiraan karena berita tersebut, dan tidak berselang lama Fatimah Rodhiallahu ‘anha melahirkan Hasan bin Ali Rodhiallahu ‘anhu yang kemu­dian diasuh oleh Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha.

Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, “Suata ketika aku mendatangi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, dengan membawa bayi tersebut maka Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam segera menggendong dan mencium bayi tersebut, namun tiba-tiba bayi tersebut mengencingi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau bersabda, “Wahai Ummu Fadhl peganglah anak ini karena dia telah mengencingiku.”
Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha berkata, “Maka aku ambil bayi tersebut dan aku cubit sehingga dia menangis, aku berkata, “Engkau telah menyusahkan Rasulullah karena engkau telah mengencinginya”. Tatkala melihat bayi tersebut menangis, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai Ummu Fadhl justru engkau yang menyusahkanku karena telah membuat anakku menangis”. Kemudian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam meminta air lalu beliau percikkan ke tempat yang terkena air kencing kemudian bersabda, “Jika bayi laki-laki maka percikilah dengan air, akan tetapi apabila bayi wanita maka cucilah”.

Di antara peristiwa yang mengesankan Lubabah binti al-Haris Rodhiallahu ‘anha adalah tatkala banyak orang bertanya kepada beliau ketika hari Arafah apakah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam shaum ataukah tidak? Maka dengan kebijakan­nya, beliau memanggil salah seorang anaknya kemudian menyuruhnya untuk mengirim­kan segelas susu kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau berada di Arafah, kemudian tatkala dia menemukan Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dengan dilihat oleh semua orang beliau menerima segelas susu tersebut kemudian meminumnya.

Di sisi yang lain Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha mempelajari Hadits asy-Syarif dari Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dan beliau meriwayatkan sebanyak tiga puluh hadits. Adapun yang meriwayatkan dari beliau adalah sang putra beliau Abdulllah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu, Tamam yakni budaknya, Anas bin Malik, dan lainnya.

Kemudian wafatlah Ummu Fadhl Rodhiallahu ‘anha pada masa khalifah Ustman bin Affan Rodhiallahu ‘anhu setelah meninggalkan kepada kita contoh yang baik yang patut ditiru sebagai ibu yang shalihah yang melahirkan tokoh semisal Abdullah bin Abbas Rodhiallahu ‘anhu; kyai umat ini dan Turjumanul Qur’an (yang ahli dalam hal tafsir al-Qur’an). Begitu pula telah memberikan contoh terbaik bagi kita dalam hal kepahlawanan yang memancar dari akidah yang benar.

Sumber: Kitab Nisaa’ Haular Rasuul, karya Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Musthafa Abu an-Nashrasy-Syalabi (dari situs ahlul hadits).

Sumber gambar : situs englishbaby.com

comment 0 comments:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© 2010 Perempuan Keadilan Arab Saudi is proudly powered by Blogger