Welcome

Selamat Datang,
Ahlan wa Sahlan di situs Bidang Perempuan PIP PKS (Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera) Arab Saudi .
Terima Kasih telah berkunjung.

Kategori

0 IDE-IDE KREATIF UNTUK MENAMBAH PENGHASILAN KELUARGA



    IDE-IDE KREATIF UNTUK MENAMBAH PENGHASILAN KELUARGA
    Oleh: Ima Rahma Mardiah

    Kita punya beraneka ragam alasan kenapa kita harus bahkan mau tidak mau menambah penghasilan kita, mulai dari harga-harga barang pokok yang cenderung naik terus dan emoh mau turun lagi, kebutuhan hidup yang semakin bertambah dengan bertambahnya usia anak kita, kebutuhan untuk biaya sekolah mereka, les privatnya sampai biaya kuliahnya, tambah besar uang jajannya juga minta dinaikkan, atau adanya tambahan anggota keluarga baru karena kelahiran si adik bayi, lalu ketika menengok ke kanan-kiri masih banyaaak..saudara-saudara, tetangga kita yang perlu bantuan finansial  dari kita. Belum lagi keinginan memiliki rumah sendiri karena sudah bosan menjadi kontraktor dan masih banyak kebutuhan hidup yang setiap hari semakin bertambah. Intinya kalau kita bisa hidup lebih baik dan lebih layak dan bisa membantu meringankan 'kesusahan' ekonomi orang lain, why not?!

    Sebagai seorang ibu rumah tangga, kita bisa memberikan kontribusi yang besar untuk terwujudnya kemakmuran keluarga. Menjadi pengelola keuangan yang profesional sekaligus menjadi pengusaha adalah dua profesi yang bisa dijalankan beriringan. Dengan memanfaatkan waktu luang, tenaga dan modal yang terbatas, kita bisa memulai usaha sampingan melalui hobi yang kita miliki. Berikut beberapa ide usaha yang bisa dilakukan di rumah, yuuks kita tengok satu-satu..

    Bisnis pernak pernik aksesoris. Jika kita hobi membuat atau mengoleksi aksesoris maka kita bisa berbisnis memulainya dari sana. Kelebihan bisnis ini karena hampir setiap wanita dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa menyukai berbagai jenis aksesoris mulai dari gelang, anting, kalung, pita, bros, bando dan lain sebagainya. Bahan yang diperlukanpun bisa mudah didapatkan, antara lain kain perca, kain flannel, akrilik, manik-manik, batu-batu warna warni, mutiara dll. Bahan-bahan tersebut mudah didapat di toko-toko souvenir atau toko-toko kerajinan tangan. Untuk pemasaran kita bisa memasarkannya di toko-toko, kantin atau koperasi sekolah dan bazar. Untuk memperluas jangkauan bisa melalui media online, dikirimkan langsung ke alamat pemesan dengan bantuan GPS.

    Bisnis laundry. Bagi sebagian orang mencuci dan menyetrika merupakan pekerjaan yang 'nggak banget deh'. Apalagi musim panas dan sibuk dengan pekerjaan lainya, enaknya mau langsung pakai saja. Kondisi ini bisa menjadi peluang bisnis hanya dengan bermodalkan 1 buah mesin cuci, pengering dan bahan-bahan pencuci yang ampuh membersihkan noda, memutihkan pakaian, dll. Asalkan sebelumnya sudah mencari-cari ilmu mencuci yang baik dan benar maka bisnis ini bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Kalau di Indonesia, usaha ini bagus dibuka di lingkungan kost-kostan, dekat dengan sekolah atau kampus, perumahan pegawai pabrik, perumahan ibu-ibu yang sibuk berkarir di rumah.

    Bisnis menjahit pakaian. Bisnis ini memerlukan keahlian. Bagi yang gemar menjahit, tentu dengan mudah melakukan bisnis ini asal ada waktu dan kemauan saja. Untuk menjaring pelanggan bisa lewat mulut ke mulut, brosur atau pamflet yang disebarkan, bisa juga melalui jaringan BBM maupun WA. Bagi yang tidak memiliki keahlian menjahit, cukup merekrut karyawan dan menggajinya sesuai dengan jumlah pakaian yang diselesaikan.

    Bisnis katering. Ini merupakan bisnis yang tidak ada matinya. Karena setiap orang perlu makan setiap hari minimal 2 kali. Jika kita memiliki hobi memasak, pandai meracik bumbu yang pas, memadupadankan menu dan menyiapkan berbagai macam pilihan menu yang menarik, sehat, lezat dan mengenyangkan maka bisnis katering ini cocok kita jalani. Kita bisa memulai dengan skala kecil-kecilan sampai skala besar untuk acara-acara dalam jumlah besar. Hal yang perlu diperhatikan adalah kita harus memahami betul takaran bumbu dan resep yang pas jika membuat makanan dalam skala besar, mencari berbagai alternatif cara agar makanan awet dan tidak mudah basi, serta waktu pengiriman makanan yang tepat jangan sampai lewat dari jam makan yang telah ditentukan.

    Bisnis bimbingan belajar dan les privat. Ini bisa menjadi lahan bisnis juga sekaligus ladang berbagi ilmu. Bagi yang memiliki basic pendidikan bisa menjadi guru privat Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Matematika, Fisika, dan lain sebagainya. Kadang kita memberikan privat secara cuma-cuma dan seikhlasnya, namun apabila ingin menjadikannya bagian dari menambah penghasilan keluarga, kita bisa kelola secara profesional. Sebaiknya kita memiliki nilai ukur keberhasilan dan jaminan bisa berhasil menguasai materi bagi siswa-siswa yang belajar di tempat kita, disini kita harus memiliki ciri khas, rumus-rumus khusus untuk pelajaran eksak, metode pengajaran dan gaya belajar jitu yang mudah, menyenangkan, tapi bisa diserap sempurna oleh siswa, dengan begitu bisa menjadi nilai tambah dibandingkan dengan lembaga-lembaga bimbingan belajar lainnya.

    Bisnis kue-kue dan snack makanan tradisional. Sebagaimana bisnis catering, bisnis inipun tidak sepi akan peminat. Untuk di lingkungan Riyadh dan sekitarnya, peluang bisnis ini besar dan saingannya masih sedikit. Rasa kangen akan masakan Indonesia, bisa menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Diperlukan kreativitas dan kejelian pasar dalam mengelola bisnis ini agar bisa berjalan terus dan langgeng. Kemasan yang bagus disamping rasa juga yang maknyuss harus menjadi modal jualan yang utama.

    Bisnis berjualan busana muslimah. Bisnis ini bisa dilakukan dengan menjual barang yang sudah jadi seperti bawa barangnya dari Indonesia kemudian dijual kembali di Riyadh, atau mencari pasar pakaian yang harganya miring tapi kualitas bagus, bisa jualan abaya Arab, atau juga menjualkan kreasi teman yang bisa menjahit. Busana muslimah ini bisa busana anak-anak, remaja sampai wanita dewasa sangat banyak peminatnya.

    Broker online. Tugas kita dalam bisnis ini hanya menjadi perantara atau penghubung antara konsumen dan produsen. Kita mencari produsen (misal pakaian muslim), lalu ajak mereka bekerjasama dengan para penjual, dan silahkan cari pembelinya via online juga, bisa di media serupa atau di tempat lain misal situs sosial media atau forum jual beli. Prinsipnya kita melakukan sistem kulakan dengan harga rendah dan dijual dengan Anda naikan harganya (atau bisa juga prosentase dari nilai jual yang sudah ditetapkan). Untuk jenis usaha broker online ini memang diperlukan kreatifitas serta waktu Anda untuk online dalam sehari. Sisihkan waktu 2-4 jam untuk promosi dan juga mencari produk yang akan Anda jual.

    Bisnis kosmetik dan alat kecantikan wanita. Bisnis ini juga tidak ada matinya. Umumnya perempuan suka menjaga dan merawat kecantikan dan kesehatannya. Ini adalah pangsa pasar yang sangat-sangat luar biasa. Selain itu, jika produk yang dijual bagus dan berkualitas, maka repeat order akan terus terjadi, sehingga bisnis makin berkembang dan maju.

    Bisnis perlengkapan bayi dan mainan/buku-buku edukatif online. Setiap hari bisa berpuluh orang lahiran, artinya setiap hari ada saja yang melahirkan. Di jaman yang serba online dan praktis banyak orangtua yang malas bermacet-macet ria keluar untuk berbelanja, tinggal klik, searching, deal dengan penjual, bayar lewat internet banking, hanya tinggal menunggu barang datang. Sudah selesai. Bisnis ini memiliki prospek yang besar, begitupun dengan buku-buku dan mainan edukatif. Pangsa pasarnya besar yang umumnya kalangan menengah ke atas.
    Sebenarnya masih banyak ide-ide bisnis yang tersebar di sekitar kita. Inti dari semuanya adalah adanya niat, kemauan dan usaha yang optimal untuk menekuninya. Setiap bisnis tidak selalu memerlukan modal uang, tetapi asal ada waktu dan pengorbanan untuk menjalaninya, bisnis bisa kita jalankan.

    Mulailah bisnis dari hobi yang kita jalani, bertahap dan fokus.. in syaa Allah berhasil. Dengan kerja keras dan kerja cerdas maka perekonomian keluarga kita akan merangkak naik, penghasilan keluarga akan bertambah, dan in syaa Allah keluarga kita akan sejahtera.

    Buanglah malu, tidak percaya diri, segan, dan merasa diri tidak mampu, atau terlalu banyak alasan karena tidak mempunyai waktu luang. Selama kita berusaha in syaa Allah jalan itu akan selalu ada.

    Selamat berkarya.. dan menemukan jodoh bisnisnya masing-masing..!


Read more

0 TANYA JAWAB KEPEMIMPINAN



    Oleh: Ustadz Sholahuddin Abdul Rahman, Lc


    Pertanyaan :
    Kata “kepemimpinan” dan “pemimpin” memiliki arti yang berkaitan dan tidak bisa terlepas satu sama lain, bagaimana Islam memandang kedua hal tersebut?

    Jawaban :

    Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain, juga memiliki kemampuan memimpin, mengatur dan mengarahkan bawahan melalui prestise, kekuasaan atau posisi dan dapat diterima oleh pengikutnya dengan sukarela untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan.  

    Sedang istilah kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin". 

    Adapun pengertian Kepemimpinan Islam adalah perihal atau cara-cara memimpin, mengatur dan mengarahkan umat atau rakyat yang sesuai dengan Syariat Islam. Yang secara garis besarnya bertujuan memelihara agama Islam dan tercapainya kesejahteraan dunia dan akhirat.
    Pada prinsipnya, menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peranan manusia di muka bumi sebagai khalifatullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya (QS. Al-Baqarah: 30 dan QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

    Dan hal ini dipertegas oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam: “Setiap kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir (Presiden) yang memimpin masyarakat adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas mereka. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin atas keluarga di rumahnya, dia akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas mereka. Seorang perempuan (isteri) adalah pemimpin atas rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dia akan dimintai pertanggung jawabkan kepemimpinannya atas mereka. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dia akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas harta itu. Ketahuilah masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhari)

    Pertanyaan :
    Apa saja kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam?

    Jawaban :

    Banyak sekali ayat al-Qur’an dan Hadist yang menyebutkan kriteria sebagai pemimpin, baik bagi diri dan keluarganya, dan terlebih mereka yang menyatakan diri siap sebagai pemimpin bagi masyarakat, bersikap dan berperilaku dalam kehidupan mereka sehari-hari, di antaranya adalah:

    -          Mengajak bertaqwa kepada Allah (QS. Al-Anbiya’: 73, QS. At-Taubah: 23 dan QS. As-Sajdah: 24)
    -          Adil kepada semua orang dan tidak pandang bulu (QS. Shad: 26 dan QS. An-Nisa’: 135)
    -          Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (QS. Al- Imran: 110)
    -          Menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat (QS. Al-Ahzab: 21)
    -          Mendorong kerja sama dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama (QS. Al-Maidah: 2)
    -          Mengukuhkan tali persaudaraan, kesatuan dan persatuan (QS. Ali Imran: 103)
    -          Akomodatif, pemaaf, merangkul semua golongan dan mengedepankan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan penting untuk masyarakat (QS. Ali Imran: 159)
    -          Jujur dan amanah (QS. An-Nisa’ : 58 dan dalam hadits disebutkan: “Tiga golongan, Allah tidak akan berbicara, mensucikan dan memandang kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang pedih; orang tua pezina, pemimpin yang suka bohong dan orang miskin yang sombong". (HR. Muslim).
    -          Berwawasan, berpengetahuan luas dan mencintai ilmu (QS. Al-Mujadilah: 11)
    -          Teguh pendirian, tegar dan sabar dalam menghadapi ujian (QS, Huud: 112 dan QS. Al-Ahqaf: 35)
    -          Hendaknya memilih pemimpin yang seakidah (QS. Al Maidah: 51)
    -          Sehat pendengaran, penglihatan, lisan dan tidak cacat tubuh, agar dapat menjalankan tugas-tugas yang diemban dengan baik dan maksimal.

    Pertanyaan :  
    Apa saja prinsip-prinsip dasar kepemimpinan dalam Islam?
               
    Jawaban :

    Kepemimpinan Islam harus dilandasi ajaran al-Qur’an dan Sunnah, yang acuan utamanya adalah meneladani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan tujuan menegakkan kalimah Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan di antara prinsip-prinsip kepemimpinan Islam adalah sebagai berikut:

    Prinsip Tauhid, atau dengan dasar menegakkan kalimah tauhid serta memudahkan penyebaran Islam kepada seluruh umat manusia. (QS. Al Ikhlas: 1-4, QS. Al Baqarah: 163, QS. An Nisaa: 59)

    Prinsip Ukhuwah Islamiyah dengan tujuan menggalang dan mengukuhkan semangat persatuan dan kesatuan umat Islam. (QS. Ali Imran: 103 dan QS. Al Hujuraat: 10)

    Prinsip persamaan derajat sesama umat manusia, karena manusia memiliki derajat yang sama di mata hukum dan dalam kehidupan sesama warga negara, yang membedakan hanyalah ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Islam tidak pernah mengistimewakan ataupun mendiskriminasikan individu atau golongan warga negara. Islam juga melindungi hak-hak kemanusiaan, siapapun dia, muslim atau non muslim, selama mau hidup bersama dan taat terhadap pemimpin dan menjaga kesatuan dan persatuan. (QS. Al Hujuraat: 13)

    Prinsip musyawarah untuk mufakat. Islam selalu menganjurkan adanya kesepakatan dalam memutuskan suatu perkara yang berhubungan dengan kemanusiaan, baik dalam kehidupan keluarga, lebih-lebih kehidupan bernegara untuk menciptakan lingkungan yang damai dan tentram. Dalam Al-quran ada beberapa ayat yang berbicara tentang musyawarah. Pertama: musyawarah dalam konteks mengambil keputusan yang berkaitan dengan rumah tangga dan anak-anak, seperti menyapih anak, (QS. Al Baqarah: 233). Kedua: musyawarah dalam konteks membicarakan persoalan-persoalan tertentu dengan anggota masyarakat, termasuk di dalamnya dalam hal bernegara, (QS. Ali Imron: 158). Meskipun terdapat beberapa ayat dan sunnah yang menerangkan tentang musyawarah, hal ini bukan berarti al-Qur'an telah menggambarkan sistem pemerintahan secara tegas dan rinci, nampaknya hal ini memang disengaja oleh Allah untuk memberikan kebebasan sekaligus medan kreatifitas berfikir hambaNya untuk berijtihad menemukan sistem pemerintahan yang sesuai dengan kondisi sosial-kultural. Dengan musyawarah juga umat Islam dapat memilih dan mencalonkan kandidat yang memiliki sikap adil dan dianggap memiliki kompetensi dalam kepemimpinan untuk mengurus kepentingan mereka.

    Prinsip Keadilan (al 'Adalah). Dalam mengatur pemerintahan, keadilan menjadi suatu keniscayaan, sebab pemerintah dibentuk antara lain agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Dalam al-Qur'an, kata al-'Adl dalam berbagai bentuknya terulang 28 kali. Paling tidak ada 4 makna keadilan yang dikemukakan oleh ulama. Pertama: Adil dalam arti sama, artinya tidak membeda-bedakan satu sama lain. Persamaan yang dimaksud adalah persamaan hak. Ini dilakukan dalam memutuskan hukum (QS. An-Nisa': 58). Kedua: adil dalam arti seimbang. Disini keadilan identik dengan kesesuaian. Dalam hal ini kesesuaian dan keseimbangan tidak mengharuskan persamaan, kadar yang besar dan kecilnya ditentukan oleh fungsi yang diharapkan darinya (QS. Al-Infithar: 6-7 dan QS. Al-Mulk: 3). Ketiga: adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak itu kepada pemiliknya. Keempat: keadilan yang dinisbatkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Adil disini berarti memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi. Jadi, sistem pemerintahan Islam yang ideal adalah sistem yang mencerminkan keadilan yang meliputi persamaan hak di depan umum, keseimbangan (proporsional) dalam mengatur kekayaan alam misalnya, distribusi pembangunan, adanya balancing power antara pihak pemerintah dengan rakyatnya, dll. “Sesungguhnya Allah akan melindungi negara yang menegakkan keadilan walaupun ia kafir, dan tidak akan melindungi negara yang dzalim (tiran) walaupun ia muslim”. Demikian kata mutiara Ali bin Abi Thalib.

    Prinsip Kebebasan (al Hurriyah). Kebebasan dalam pandangan al-Qur'an sangat dijunjung tinggi termasuk dalam menentukan pilihan agama sekalipun. Namun demikian, kebebasan yang dituntut oleh Islam adalah kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan disini juga kebebasan yang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dalam konteks kehidupan politik, setiap individu dan bangsa mempunyai hak yang tak terpisahkan dari kebebasan dalam segala bentuk fisik, budaya, ekonomi dan politik serta berjuang dengan segala cara sesuai konstitusi untuk melawan atas semua bentuk pelanggaran.

    Keenam prinsip tersebut harus senantiasa dijadikan landasan dalam menetapkan setiap kebijakan pemerintahan sehingga tujuan kepemimpinan dalam Islam akan dapat terwujud dengan sebaik-baiknya.

    Pertanyaaan :
    Bagaimana hukum memilih pemimpin dalam Islam, bolehkah golput (tidak memilih)?
               
    Jawaban :

    Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa larangan bersikap golput, atau tidak ikut dalam memilih pemimpin. Para ulama mengatakan, wajib bagi rakyat untuk memilih pemimpin. Kalau yang dipilih ada, namun tidak ikut memilih, maka menjadi haram. 
    "Seorang pemimpin punya kedudukan tinggi, dan orang yang memuliakan pemimpin, maka Allah akan memuliakannya. Dan orang yang merendahkan kedudukan pemimpin, maka Allah juga akan merendahkan dirinya". (HR. Ahmad).

    Al-Mawardi juga menyatakan bahwa hukum mengangkat/memilih pemimpin dalam Islam adalah wajib. Beliau berkata: Imam (pemimpin) itu diangkat sebagai pengganti Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam memimpin, untuk menjaga kemashlatan umat dan menjaga agama. Kemudian Ibnu Khaldun berkata: Sesungguhnya mewujudkan pemimpin itu adalah wajib dengan Ijma’ Ulama. Ahlussunnah Wal Jama’ah juga memandang wajibnya memilih pemimpin. Namun di negara kita ini sangat disayangkan, dalam setiap pemilihan calon pemimpin, masih banyak umat Islam yang menyia-nyiakan suaranya, sehingga tidak sedikit calon pemimpin Islam yang kalah dalam pemilihan, padahal mengangkat pemimpin dalam Islam diperintahkan, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Jadi wajib hukumnya memilih pemimpin dan haram hukumnya golput, karena bisa jadi, dengan sebab satu orang yang tidak menggunakan hak pilihnya, hingga orang kafir yang menang, padahal Al Qur'an melarang kita mengangkat orang kafir sebagai pemimpin (QS. Al-Imran: 28, QS. Al-Nisa: 138-139, QS. Al-Nisa: 144, QS. Al-Ma’idah: 51).

    Terkadang kita begitu apatis dengan pemimpin yang korup, sehingga memilih golput. Sikap golput atau tidak memilih pemimpin merupakan sikap yang kurang bijak. Dalam Islam, kepemimpinan itu penting, sehingga Nabi pernah berkata, "jika kalian bepergian, pilihlah satu orang jadi pemimpin".

    Jika alasan golput karena sistem yang ada sekarang tidak sesuai dengan ajaran Islam, justru peluang untuk mengubah undang-undang itu, sesuai dengan sistem yang ada sekarang, adalah di parlemen dan panggung kekuasaan. Jika kita menginginkan aturan di negeri ini bersumber dari ajaran Islam, maka orang-orang yang pro dengan syariat Islam harus mengubahnya. Tempat mengubahnya itu bukan di jalanan, tapi di dalam gedung parlemen. Jika umat Islam ingin mendirikan tempat ibadah, maka yang mengeluarkan IMB-nya itu kepala daerah. Tuntutan 1000 orang di jalanan, bisa dimentahkan oleh keputusan hanya seorang kepala daerah. Untuk menjadi kepala daerah atau presiden tidak bisa ditempuh dengan golput.

    Tetapi di balik sikap apatis masyarakat dan keraguan  mereka terhadap kinerja parpol, Partai Keadilan Sejahtera in syaa Allah, hadir memberi harapan, mengobati kekecewaan dan mengusir keraguan masyarakat terhadap parpol. PKS hadir di tengah-tengah mereka, melakukan kerja nyata, menyapa mereka, duduk bersama mereka, mendengar keluhan mereka, dan menampung aspirasi mereka.

    Di kala bencana banjir merendam pemukiman penduduk, di kala bencana longsor merobohkan rumah mereka, di kala gunung meletus meluluhlantakkan tempat tinggal mereka, di kala gempa bumi memporakporandakan kampung mereka, ratusan ribu relawan PKS di seantero negeri hadir di garis terdepan dan siap menyapa, mendengar, menolong dan membantu para korban. Mereka bekerja dalam senyap tanpa diliput media, suka rela tanpa pamrih, bekerja sama dengan lembaga pemerintah.

    Jadi jangan golput, PKS bisa jadi pilihan alternatif, percayalah, harapan itu masih ada.

    Pertanyaan :
    Bagaimana sikap rakyat terhadap pemimpin yang telah terpilih?  

    Jawaban :

    Al Mawardi dalam kitabnya al Ahkam as Sultaniyah berkata, “Seorang pemimpin, ketika dia sudah ditetapkan sebagai pemimpin, maka wajib bagi segenap umat untuk menyelamatkan dan mentaatinya. Karena mereka memiliki kewajiban untuk menolongnya.”
    Maka sebagai rakyat, tugas mereka adalah taat kepada perintah pemimpin selama ia memerintahkan taqwa kepada Allah (QS. An-Nisa’: 59) dan tidak dalam rangka maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana sabda beliau: "La tha'ata limakhlukin fi ma'shiatil khaliq", tidak boleh taat kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Sang Khalik. Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman: "Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas" (QS. Asy-Syuara: 151). Dalam sebuat riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, mengutus bala tentara dan mengangkat seorang laki-laki Anshar sebagai komandan, dan Nabi memerintahkan kepada seluruh bala tentara untuk mentaati sang komandan. Suatu saat sang komandan marah kepada prajuritnya dan berkata: "Bukankah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kalian semua untuk taat kepadaku?". Para prajurit menjawab: "Benar, komandan!". Komandan berkata: "Aku perintahkan kalian semua untuk mengumpulkan kayu bakar, lalu bakar dengan api, setelah itu masuklah kalian semua ke dalamnya!". Lalu para prajurit mengumpulkan kayu bakar dan menyalakannya. Tatkala mereka bermaksud untuk memasukinya, berdirilah setiap prajurit saling memandang diantara mereka, sebagian prajurit berkata: "Sesungguhnya kita semua mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam karena kita berlari dari api (neraka), apakah kita sekarang akan memasukinya?". Manakala mereka dalam keadaan demikian, padamlah api tadi, dan hilanglah marah sang komandan. Lalu kejadian itu diceritakan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan Nabi bersabda: "Andaikan saja kamu semua memasuki api itu, pasti kamu tidak akan pernah keluar selamanya (mati dan masuk neraka). Sesungguhnya ketaatan kepada pemimpin itu adalah dalam hal yang baik (ma'ruf)". (HR. Bukhari)

    Pertanyaan :
    Bagaimana Islam mengatur dalam menegur pemimpin ketika melakukan kesalahan?
               
    Jawaban :

    Untuk menghindari rusaknya pemimpin, maka masyarakat mempunyai hak untuk menasehati pemimpin tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam hadits: “Sesungguhnya Allah rela kepada kamu dalam tiga perkara, pertama kamu menyembahNya dan tidak menyekutukanNya, kedua kamu berpegang teguh kepada agama Allah seluruhnya dan tidak berpecah belah, dan ketiga kamu menasehati orang yang dilantik oleh Allah untuk memimpin urusan kamu." (HR. Muslim).

    Bahkan menasihati pemimpin yang zalim termasuk jihad yang paling afdhal. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam: “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan perkataan yang ‘adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.”  (HR. Abu Daud)
    Itulah sebabnya dalam hadis disebutkan: “Barangsiapa diantara kamu melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya, apabila dia tidak mampu mencegah dengan tangannya, maka hendaklah dia mencegahnya dengan lidahnya, dan apabila tidak mampu juga, maka hendaklah dia mencegahnya dengan hati, dan tindakan yang terakhir ini merupakan selemah-lemah iman“. Dan itu juga berlaku terhadap pemimpin yang melakukan kesalahan.

    Wallahu a'lam bish shawab





Read more

0 SITI MUNTAMAH : Istri Wakil Walikota Bandung yang Bersahaja



SITI MUNTAMAH
Istri Wakil Walikota Bandung yang Bersahaja

Mungkin belum banyak yang mengenal sosok pada kisah teladan kali ini. Beliau Siti Muntamah, adalah seorang istri dari Wakil Walikota Bandung, Oded Muhamad Danial yang dilantik 16 September 2013 lalu. Perempuan berjilbab lebar yang juga ibu dari 7 orang anak ini betul-betul sosok yang sangat bersahaja. Bagaimana tidak? Di tengah kesibukannya sebagai Ibu Wakil kota Bandung itu, beliau tetap mengerjakan segala pekerjaan rumah tangganya tanpa menggunakan asisten rumah tangga. "Justru saya menikmati rasa lelah sebagi puncak terbaik kreativitas. Kadang saya bisa terpikirkan ide terbaik menulis pidato saat sedang memasak", ujarnya. 

Dengan aktivitas yang padat seperti mengurus 7 anak, rumah dengan 9 kamar, memasak untuk begitu banyak orang, mencuci, mengepel, dan aktivitas domestik lainnya ternyata tidak membuat beliau luput mengerjakan kegiatan lain untuk dirinya sendiri, "saya masih punya waktu untuk belajar, berkunjung, melakukan aktivitas sosial, dan menyelesaikan membaca Al-Qur’an 3 juz setiap hari", ujar beliau dengan senyum mengembang. 

Siti Muntamah yang pada 20 Januari 2014 lalu telah meresmikan unit baru Bank Sampah di Sadang Serang ini juga memilih menjahit pakaian untuk suami dan tujuh putrinya di penjahit Agung, tetangga rumahnya pada acara pelantikan Wali dan Wakil Walikota Bandung. Bahkan menurut pengakuan Oded, suaminya, rok yang akan dipakai oleh istri dan anak-anaknya adalah hasil jahitan istrinya sendiri. “Saya dan keluarga dari dulu menjahit pakaian di tetangga, termasuk untuk pelantikan ini. Anak saya tujuh, semua perempuan, menjahit pakaian atasan ke Agung Tailor, sedangkan roknya yang menjahit istri saya” ujar Oded. 

Di tengah gaya hidup para petinggi negeri ini yang serbah mewah dan berkelas, semoga sosok Siti Muntamah yang bersahaja dapat kita jadikan inspirasi untuk menjadi seorang istri dan ibu teladan bagi keluarga kita.

Read more

0 MENGAPA MEMILIH PKS?


MENGAPA MEMILIH PKS?
Oleh: Ustadz Achmad Junaidi
                                 (Kajian Utama Buletin An-Nisa Edisi Maret 2014)

Mengapa Memilih?
Model dan sarana suksesi kepemimpinan merupakan wilayah "ijtihadiy".
Pemilihan langsung adalah salah satu cara atau sarana untuk memilih wakil rakyat dan juga suksesi kepemimpinan. Sebagai sebuah sarana maka secara hukum terkait dengan hukum asal dan tujuannya.
Hukum asal memilih pemimpin adalah wajib. Kemudian tujuan memilih pemimpin adalah jelas-jelas untuk kemaslahatan dan tentu saja terpuji. Maka sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut pada dasarnya juga menjadi harus. Ada beberapa kaedah yang menjelaskan hal ini, di antaranya: "al amru bisy syai-i amrun biwasaailih": perintah untuk melakukan satu hal berarti juga perintah terhadap sarana (yang dapat mewujudkan hal tersebut); "maa laa yatimmul waajibu illaa bihi fahuwa waajib": (jika) suatu urusan yang wajib tidak dapat terlaksana kecuali dengannya maka hal tersebut menjadi wajib; "al amru bisy syai-i nahyun 'an tarkihi": perintah untuk melakukan satu hal berarti juga larangan untuk meninggalkannya.
Setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam wafat, para sahabat Radhiyallahu 'anhum berkumpul di sebuah tempat tidak terlalu jauh dari masjid Nabawi: Saqiifah Bani Saa'idah untuk memilih pemimpin baru mereka. Dan karenanya pula tertunda pemakaman baginda Nabi hingga tiga hari. Maka setelah melalui serangkaian peristiwa, terpilihlah Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu secara aklamasi sebagai khalifah.
Sesaat sebelum Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu meninggal dunia, beliau menunjuk Umar bin Khatthaab Radhiyallahu 'anhu menjadi khalifah pelanjut.

Berpartisipasi dalam memilih pemimpin atau wakil yang akan menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi adalah sebuah bentuk kepedulian dan kontribusi minimal

Sepeninggal Umar bin Khatthaab Radhiyallahu 'anhu, berkumpullah para sahabat yang tersisa dari sepuluh orang yang dijamin masuk syurga dan setelah musyarawah antar mereka terpilihlah khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu. Demikian pula suksesi dari khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu kepada khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu.
Dari beberapa kejadian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan cara dalam sebuah suksesi kepemimpinan bukanlah suatu hal yang baku atau permanen. Kesimpulan ini diperkuat bahwa ada kewajiban bagi kaum muslimin untuk mengikuti sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan para khulafaur raasyidiin sebagaimana hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ad Daarimiy berikut: "'Alaikum bisunnatiy wa sunnatil khulafaair raasyidiina min ba'diy addhuu 'alaihaa bin nawaajid": "Hendaknya kalian memegang teguh sunnahku dan sunnah para khulafaur raasyidiin setelahku, genggamlah ia sekuat mungkin". (Al Baghawi dalam kitab Syarhus Sunnah, At Thahawiy dalam kitab Syarh Ma'anil Aatsaar, dll)
Apalagi urusan semacam ini tergolong dalam hal teknis yang dinamis, maka yang dipentingkan untuk dipastikan adalah: sejauh mana cara dan sarana tersebut dapat mewujudkan kemaslahatan atau paling banyak mendatangkan kemaslahatan. Seperti pernah dinyatakan oleh seorang ulama maqaashid Al Izz bin Abd Salam: bahwa di mana ada maslahat (yang jelas/pasti) di sanalah ada syariat.
Karenanya, berpartisipasi dalam memilih pemimpin atau wakil yang akan menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi adalah sebuah bentuk kepedulian dan kontribusi minimal. Tentu saja hal ini -sebagai salah satu bentuk ibadah dan bagian dari aplikasi luasnya ajaran Islam- semestinya dilakukan dengan baik dan cerdas: dengan memilih para calon yang paling minimal mudharatnya dan paling banyak manfaatnya.
Setelah melakukan pilihan ini secara sadar dan penuh tanggung jawab melalui proses mencari tahu tentang siapa yang selayaknya dipilih, maka apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang pada diri si calon yang telah dipilih, bukan menjadi tanggung jawab langsung pemilih yang telah berusaha memilih dengan benar dan cerdas. Tetap ada keharusan untuk memantau dan mengingatkan, tetapi jikapun itu terjadi –dan semoga tidak, namun tetap istiqamah-, maka hal tersebut di luar kemampuan dan kewenangan pemilih, karena Allah tidak membebani umatNnya di luar kemampuannya.
Tidak memilih bukan sebuah solusi cerdas dan bijak. Data menyebutkan bahwa pada pemilu yang lalu, sejatinya pemenangnya adalah mereka yang tidak memilih. Namun pada kenyataannya mereka adalah para pemenang sekaligus pecundang. Karena kemenangannya tidak memberikan pengaruh berarti kepada kebijakan yang dipegang oleh orang-orang yang telah terpilih tanpa mereka ikut memilih.

Mengapa PKS?
Partai politik idealnya memiliki beberapa fungsi yang melekat pada dirinya. Di antara fungsi-fungsi tersebut adalah: edukasi atau pendidikan; pembinaan atau kaderisasi; pelayanan dan advokasi/perlindungan dan pembelaan; pengelolaan keuangan dan pendanaan.

Hampir tidak dijumpai di PKS, tokoh atau kader karbitan atau 'kutu loncat'

Fungsi pendidikan politik dalam PKS dicerminkan dalam bentuk Training Orientasi Partai (TOP) dan juga dalam Ta'lim Rutin Partai (TRP) juga pelibatan langsung dalam aktifitas-aktifas terkait politik, seperti: penyampaian aspirasi secara damai, demo, seminar, kunjungan tokoh dan lain sebagainya. Juga pembelajaran langsung dengan menempatkan para kader di legislatif, eksekutif dan lembaga-lembaga publik lainnya.
Fungsi pembinaan dan pengkaderan di PKS dilakukan dalam beberapa bentuk, yang merupakan sarana-sarana peningkatan dan pengembangan diri, antara lain: pengajian rutin keIslaman, pelatihan, kursus, seminar, malam bina iman dan taqwa, outbond dan lain-lainnya.
Karenanya, hampir tidak dijumpai di PKS, tokoh atau kader karbitan atau 'kutu loncat'. Berbeda dengan beberapa partai yang menempatkan orang-orang yang benar-benar baru dalam posisi sangat penting dan strategis tanpa melalui proses dan jalur kaderisasi. Sekedar contoh: Harry Tanoe, bos media, setelah keluar dari Nasdem, tiba-tiba langsung menjadi cawapres Hanura. Rusdi Kirana, bos Lion Air, tiba-tiba saja menjelang pemilu ini menjadi wakil ketua PKB.
Fungsi pelayanan dan advokasi tentu sangat terang benderang di PKS: bakti sosial, peduli dan tanggap bencana, layanan kesehatan, bazar murah, pendampingan dan pembelaan terhadap hak-hak buruh, kepada korban kekerasan atau penjualan manusia (human trafficking) dan lain-lainnya. Kader-kader PKS bahkan mempunyai slogan "AYTKTM": "Apapun Yang Terjadi, Kami Tetap Melayani".
Ungkapan seorang haters PKS yang kemudian menjadi lovers patut tuk disimak:
"Sialnya, beberapa kali kegiatan sosial yang saya lakukan di pinggiran Jakarta serta beberapa kota kecil di daerah bersama komunitas, malah saya selalu bertemu dengan relawan PKS di lokasi. Setiap penyerahan bantuan, di sana banyak relawan PKS bersama warga.
Pemandangan ini jelas menjengkelkan. Karena saya pikir kegiatan sosial ini jadi mirip ditunggangi Parpol, maka kemudian saya mencoba mencari lokasi lain yang tidak ada relawan PKS-nya. Sayang, tak pernah menemukan. Dalam hati saya, kenapa semua tujuan kegiatan sosial saya, selalu bertemu dengan relawan PKS?
Bahkan para artis yang ikut kegiatan sosial juga heran, kenapa lokasi-lokasi yang saya sendiri memilihnya -dipilih oleh pembenci PKS-, ternyata akhirnya juga di sanalah berkumpul para relawan PKS. Saya menyerah. Saya menyerah.  Pokoknya menyerahkan bantuan ya diserahkan saja. Gak peduli mau ada PKS atau tidak. Saya akui, nyaris saya tak bisa menghindari dari para relawan PKS yang bangga dengan kaos lengan panjangnya itu.
Tahun 2007, ketika banjir besar melanda Jakarta, titik kebencian saya kepada PKS mencapai titik kulminasinya. Maaf, lebih tepatnya, mulai surut. Saat itu, rumah keluarga kami di Jakarta Barat tenggelam. Lagi-lagi, relawan PKS memenuhi sudut perumahan. Perahu karet, perahu darurat, baju bekas dan bantuan makanan, banyak disuplai oleh mereka.
Yang membedakan dari yang lain, relawan-relawan ini begitu santun dan cepat dalam mengambil tindakan, dan tahu harus melakukan apa ketika melihat korban bergelantungan di teras-teras rumah, ketika korban ingin menyelamatkan harta bendanya. Persis apa yang dilakukan petugas penyelamat di film Titanic, para relawan itu berteriak-teriak ke semua rumah, memastikan apakah ada korban yang perlu ditolong.
Ajakan itu, malah membalik kebencian saya menjadi cinta. Betapa hebatnya..."

Yang tak kalah pentingnya adalah masalah pendanaan dan pengelolaan keuangan partai. Ust. Mahfudz Siddiq wasekjen PKS memberikan gambarannya sebagai berikut:
Sumber dana utama PKS untuk membiayai kegiatan-kegiatannya:
Pertama infak rutin kader tiap pekan. Biasanya dihimpun saat pengajian.
Kedua, infak wajib bulanan anggota inti. Meliputi iuran wajib & zakat penghasilan.  Besaran infak wajib bulanan berbeda tiap anggota, sesuai besaran penghasilannya.
Ketiga, zakat tahunan. Berupa zakat maal, zakat fitrah, infak dan shadaqah anggota. Biasanya dihimpun selama ramadhan.
Keempat, infak bulanan pejabat publik baik di legislatif maupun eksekutif.
Kelima, ta'awun maali atau partisipasi pendanaan. Biasanya dilakukan jika ada kegiatan tertentu, musibah yang dialami anggota, dll. Ta'awun maali bersifat sukarela termasuk jumlahnya. Bisa juga dilakukan dalam bentuk pinjaman lunak.
Keenam, kerjasama program. Kader-kader PKS banyak yang mengelola lembaga pendidikan, sosial, dakwah dan bisnis. Mereka lakukan kerjasama program.
Ketujuh, dana bantuan keuangan parpol dari pemerintah setiap tahun berdasarkan perolehan suara pemilu. Lumayan besar-lah jumlahnya.
Kedelapan, hibah aset bergerak dari dermawan. Ada yang bantu motor, mobil, komputer, dll.
Untuk kendaraan biasanya pakai nama pribadi.
Kesembilan, penyertaan modal untuk usaha/bisnis yang dikelola secara profesional oleh perorangan/perusahaan yang dilakukan bendahara.
Ini dilakukan, karena UU mengatur, parpol tidak boleh memiliki lembaga usaha/bisnis.
Itu sumber dan cara PKS menghimpun dana untuk biayai program-kegiatan yang putarannya harian dan sediakan fasilitas kerjanya.
Silakan Anda kunjungi kantor-kantor PKS di DPP, DPW, DPD, DPC dan DPRa. Perhatikan kesibukan kegiatan mereka yang tak henti siang-malam.
Ada satu lagi, yang kami sebut "da'mu dzati" atau pendanaan mandiri. Yaitu aktivitas yang diikuti dan didanai mandiri oleh kader.
Partai adalah miniatur negara dan berbeda dengan ormas, dalam sebuah negara ada yang namanya hak-hak warga negara. Maka cara pandang partai dalam pengelolaanya adalah cara pandang pengelolaan negara dengan keragaman yang ada di dalamnya. Cara pandang inilah yang semestinya difahami jika kemudian PKS dalam aksinya tidak membedakan antara satu kelompok dan lainnya atau satu agama dengan lainnya.  
Jadi, selamat memilih PKS: Partai Kita Semua.
Read more

0 MUSLIM INDONESIA MENYAMBUT PEMILU 2014

 
MUSLIM INDONESIA MENYAMBUT PEMILU 2014;
BEBERAPA WACANA DAN REFLEKSI
Oleh: Ustadz Faris Jihady, Lc
(Kajian Utama Buletin An-Nisa Edisi Maret 2014)


Publik Indonesia sedang mengalami semacam kegaduhan sebagai efek dari semakin dekatnya Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden. Semua orang mengalami demam politik, para politisi mulai ramai berkampanye, jalanan mulai ramai dengan berbagai alat peraga sosialisasi.

Kaum muslimin sebagai komponen terbesar rakyat Indonesia tentu saja menjadi bagian terpenting dalam perhelatan demokrasi lima tahunan ini. Namun yang cukup disayangkan adalah tak seragamnya persepsi publik muslim terhadap Pemilihan Umum.

Islam membawa nilai dan aturan yang sempurna dalam seluruh aspek kehidupan termasuk aspek politik, karenanya sudah semestinya manusia muslim memandang politik sebagai bagian dari Islam yang integral dan menyeluruh.

Islam memandang politik sebagai salah satu aspek kehidupan yang mesti diwarnai. Islam membawa nilai dan aturan yang sempurna dalam seluruh aspek kehidupan termasuk aspek politik, karenanya sudah semestinya manusia muslim memandang politik sebagai bagian dari Islam yang integral dan menyeluruh.

Dalam Islam politik menempati peran penting dalam mengatur kehidupan manusia. Sistem Politik dalam tataran praktis diserahkan kepada publik untuk bersepakat dan mengaturnya sesuai dengan situasi dan kemaslahatan. Pemilu sebagai alternatif perangkat sistem politik menjadi bagian dari kesepakatan publik yang dibenarkan dalam Islam. Substansi dari diadakannya Pemilihan Umum adalah pelibatan semaksimal mungkin partisipasi setiap individu di masyarakat dalam menentukan siapa pemimpin dan wakil rakyat. Hal ini merupakan semangat utama dalam pembentukan pemerintahan dan pengaturan masyarakat, dimana masyarakat adalah sumber utama legitimasi sebuah negara dan kekuasaan pemerintahan. Masyarakatlah yang memilih siapa pemimpinnya, mereka pula yang mengawasi jalannya kekuasaan dan meluruskannya jika terjadi penyimpangan.

Semangat partisipasi publik adalah filosofi yang dibenarkan bahkan dianjurkan dalam Islam. Hal ini misalnya terjiwai dalam prinsip Syura (Musyawarah) yang secara eksplisit ditegaskan oleh Al-Qur’an; وامرهم شورى بينهم   (QS Syura: 38) “dan urusan diantara mereka diputuskan dengan musyawarah…”. Dalam praktik sejarah politik Islam pun implementasi partisipasi publik juga dicontohkan, semisal dalam pemilihan Khalifah Utsman ibn Affan, Abdurrahman ibn Auf diutus untuk mendatangi satu-satu masyarakat sahabat di masa itu untuk mengetahui pandangan dan suara mereka. Partisipasi publik yang maksimal melahirkan kepemimpinan yang kuat dan legitimate (sah secara hukum), karena didasari keridhaan dan kerelaan masyarakat terhadap pemimpinnya.

Filosofi partisipasi publik dalam bahasa fiqih kepemimpinan (imamah) dilegalkan dengan istilah akad. Akad adalah perjanjian keduabelah pihak yang mengikat satu sama lain. Namun ada sedikit perbedaan pandangan antar para ulama kontemporer dalam mendefinisikan pemilu; apakah ia terkategori akad wakalah (perwakilan) ataukah syahadah (kesaksian), namun perbedaan ini tak begitu penting konsekuensinya, karena yang lebih penting adalah terwujudnya aspirasi publik yang terjelmakan dalam wadah yang sah (legal) dan legitimate.

Filsafat Politik Islam

Partisipasi Politik kaum Muslimin dalam mengatur dan mengelola urusan negara dan masyarakat menjadi kemestian karena politik menjadi instrumen pokok demi terwujudnya tujuan utama yakni; hirasatuddin, wa siyasatuddunya bi ad-diin (menjaga agama, dan mengelola kehidupan dunia/masyarakat agar sesuai dengan tuntunan agama). Agama ditegakkan dan dijaga dengan kekuasaan politik, dan kehidupan masyarakat diatur melalui instrumen politik agar sesuai dengan tuntutan agama, termasuk dalam kemaslahatan duniawi masyarakat, dengan kata lain ia menjadi sarana efektif dalam mengimplementasikan aturan-aturan agama (syari’at) dalam masyarakat, mewujudkan keteraturan dan ketertiban (law and order), serta meminimalisir potensi kerusakan dan memaksimalkan peluang kemaslahatan.

Pemahaman yang baik akan tujuan utama politik dalam Islam berkonsekuensi logis pada partisipasi aktif dalam politik, khususnya dalam pemilu serta meminimalisir sikap apatis (cuek) pada keadaan.


Pemilu dan Demokrasi dalam Islam

Beberapa kerancuan pemahaman seputar pemilu dan partisipasi politik merasuki sebagian kaum muslimin, sehingga melahirkan sikap apatis bahkan negatif pada partisipasi politik.

Sebagian orang menyangka bahwa ikut serta dalam pemilu –yang merupakan instrumen terpenting dalam sistem demokrasi- adalah sesuatu yang diharamkan karena dianggap bukan dari Islam, atau berhukum kepada selain Allah. Ini adalah pemahaman yang kurang tepat, karena sebagaimana disebutkan di awal, konsep pemilihan pemimpin dalam Islam adalah harus didasarkan pada keridhoan-kerelaan publik, publiklah sumber legitimasi pemimpin, pengontrol dan pengawasnya. Pemilu mengakomodasi konsep dasar ini. Tak kurang sekian ulama kontemporer internasional seperti; Syekh Ibn Baz, Syekh Ibn Utsaimin, Syekh Al-Qaradhawy memperbolehkan bahkan menganjurkan jika dimaksudkan besarnya kemaslahatan dari partisipasi publik dalam politik.

Sebagian lagi memahami bahwa Pemilu berarti menyamakan suara seluruh anggota masyarakat tanpa membedakan status kesalehan dia, apakah dia ulama, atau orang biasa, atau orang jahat. Ini sebenarnya persoalan yang bisa dijawab dengan penjelasan bahwa ini justru menjadi tugas dakwah Islam secara kultural, agar tercipta kesadaran kolektif masyarakat tentang pentingnya pengelolaan negara yang tidak bertentangan dengan agama. Jadi masalahnya bukan terletak pada sistem pemilunya, tapi pada tugas dakwahnya.

Sebagian lagi memahami bahwa pemilu tidak bisa menerapkan syariat Islam secara total. Ini pada satu sisi bisa dibenarkan, namun pada sisi lain melahirkan sikap yang tidak realistis. Kita sebagai muslim diperintahkan untuk bermuamalah menyesuaikan dengan realita. Meskipun pemilu tidak mengantarkan pada tujuan utama secara sempurna, maka pada level minimal tujuan politik tetap bisa dicapai yaitu; memperbesar peluang maslahat dan memperkecil peluang madharat (kerusakan).

Kemestian Partisipasi Publik dalam Dunia Politik Modern

Dalam dinamika politik modern, Pemilu menjadi prosedur utama dalam merealisasikan kehendak publik. Seluruh negara modern menggunakan sistem pemilu sebagai perangkat utama dalam demokrasi. Sehingga bisa dikatakan setiap manusia modern sepakat pada sistem pemilu sebagai alternatif terbaik dalam proses regenerasi kepemimpinan dan kekuasaan dalam masyarakat.

Dalam konteks Dunia Islam kontemporer, masyarakat muslim menyaksikan 3 tahun terakhir ini tentang urgensi Pemilu dalam suasana kebebasan dan keleluasaan sebagai titik tolak perlawanan terhadap otoritarianisme dan kediktatoran masa lalu. Masyarakat di beberapa negara yang baru saja mengalami revolusi (Tunisia, Mesir, Libya), semuanya mengalami pergulatan dalam menemukan identitas negara modern dan siapa yang paling berhak berkuasa, namun pada akhirnya semuanya juga menemukan titik komprominya melalui Pemilu sebagai saluran terbaik kehendak publik. Tidak ada satu kelompok yang mengklaim berhak atas kekuasaan kecuali setelah mendapatkan kepercayaan publik. Dengan demikian, sikap apatis bisa dikatakan merupakan titik mundur yang justru bertentangan dengan angin perubahan yang diinginkan semua orang.

Pemilu dalam Politik Modern menjadi sarana pendidikan politik masyarakat, agar sadar tentang hak dan kewajiban setiap individu pada pengelolaan kehidupan mereka secara kolektif. Kesetujuan ataupun ketidaksetujuan, usulan, keluhan, dan semua bentuk aspirasi disalurkan melalui sarana pendidikan politik ini. Di sisi lain, pemilu berarti adanya keikutsertaan Partai Politik yang menjadi saluran resmi keinginan dan aspirasi publik. Ini menjadi poin penting yang patut diperhatikan dalam kehidupan politik, bisa jadi masyarakat apatis terhadap Pemilu karena penurunan tingkat kepercayaan pada partai politik.

Para pakar politik modern menegaskan bahwa Partai Politik adalah selain berfungsi utama sarana aspirasi politik, ia juga menjadi sarana pendidikan politik. Pendidikan politik berarti membangkitkan kesadaran kolektif tentang partisipasi dalam pembangunan negara dan masyarakat, menyampaikan keputusan-keputusan politik pada level legislatif maupun eksektif, mempertanggungjawabkan kegiatan-kegiatan politik dan anggaran negara kepada publik, sehingga tercipta pengelolaan negara yang terawasi secara seimbang, transparan dan tidak absolut.

Pemahaman tentang pentingnya pendidikan politik baik dari pihak publik sebagai pemilih maupun Partai Politik sebagai saluran utama aspirasi, menjadi tolok ukur utama terciptanya hubungan yang baik antara partai politik dengan publik. Publik selalu mengontrol kehadiran partai politik dan efek dari kebijakan politik yang mereka buat dalam kehidupan keseharian. Partai politik pun harus selalu berkomunikasi dengan publik, mengajukan kader terbaik secara integritas dan kapabilitas sehingga kepercayaan publik selalu terpelihara.

Pemahaman yang baik tentang pendidikan politik meminimalisir kemungkinan terjadinya monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang, yang biasa disebut dengan oligarki kekuasaan yang tidak mewakili kehendak publik, yang juga merupakan benih dari otoritarianisme dan tirani minoritas.

Beberapa Pertimbangan dalam Memilih

Secara alamiah ada sekian banyak variabel penyebab seseorang menjatuhkan pilihan pada pemimpinnya atau sosok yang mewakilinya. Ada variabel kesamaan ideologi antara pemilih dengan yang dipilih, ada variabel kepercayaan pada integritas dan kapabilitas, dan berbagai variabel yang lain, mulai dari yang rasional sampai yang tidak rasional (hanya ikut-ikutan), ataupun hanya termakan pencitraan publik di media.

Dalam aturan demokrasi, sebesar apapun suara golput, tidak akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan politik, dan justru membuka peluang apa yang kita sebut di atas dengan monopoli politik sekelompok orang akibat apatisme sebagian publik.
Beberapa usulan sederhana dapat dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam menjatuhkan pilihan. Sebelumnya tentu saja kita harus menegasikan (meniadakan) hasrat kita untuk bersikap apatis atau apa yang sering diistilahkan dengan golongan putih (golput). Diskusi wacana golput apakah ia hak sebagaimana hak memilih, ataukah ia pelanggaran terhadap aturan sehingga berujung pidana, merupakan diskusi yang tak kunjung selesai dan kontraproduktif. Dalam aturan demokrasi, sebesar apapun suara golput, tidak akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan politik, dan justru membuka peluang apa yang kita sebut di atas dengan monopoli politik sekelompok orang akibat apatisme sebagian publik. Semestinya setiap muslim memanfaatkan betul momentum Pemilu untuk merealisasikan konsep dasar partisipasi publik sebagaimana dianjurkan dalam Islam.

Pertimbangan yang paling mendasar dalam menjatuhkan pilihan adalah bersikap rasional, menimbang-nimbang secara logis. Partai mana atau tokoh siapa yang paling ashlah (paling tepat) untuk dipilih. Pilihan yang semata berdasarkan emosi karena pencitraan media sesaat bukanlah sikap yang baik. Kita sebagai seorang muslim, tentu saja visi misi yang mewakili semangat keagamaan kita menjadi pertimbangan. Kemudian letakkan pertimbangan kehadiran partai politik dalam kehidupan keseharian kita, mana yang paling sering hadir dan solid, baik ada pemilu atau tidak ada pemilu yang selalu menjalankan pendidikan politik dan pelayanan buat publik. Jika kita menganggap bahwa semuanya buruk, maka pilih yang kadar keburukannya paling kecil. Dengan demikian pilihan kita tetap rasional dan tepat.
 
                                                                                                                                    Salam Cinta, Kerja dan Harmoni
                                                                                                                          Riyadh, 12 Maret 2013
Read more

0 Bidpuan PKS Hijaz-Saudi Sosialisasikan UU Perlindungan Anak

Bidpuan PKS Hijaz-Saudi Sosialisasikan UU Perlindungan Anak
 
 
JEDDAH - Tinggal di luar negri tidak membuat kepedulian kader perempuan PKS Hijaz (Jeddah - Mekkah) terhadap nasib anak-anak dan perempuan Indonesia berkurang.

Oleh karena itu, kemarin malam (Selasa, 11/2/14) bertempat di Gedung Darul Ulum (KB, TK dan SDIT Indonesia di Jeddah) kader perempuan PKS Hijaz mengadakan Silaturahim Tokoh Perempuan Indonesia dengan Hj. Ledia Hanifa Amaliah, SSi., MPsi.T, Anggota Dewan dari Fraksi PKS, wakil ketua Komisi VIII DPR RI, komisi yang membawahi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Di awal acara Bu Ledia Hanifa memberi penjelasan betapa pentingnya sosialisasi Undang Undang perlindungan anak di Indonesia, melihat semakin maraknya kasus pelecehan, eksploitasi dan kekerasan terhadap anak baru-baru ini. Hanya saja, wadah yang tepat untuk sosialisasi dirasa masih kurang.

Padahal anak, sebagai aset bangsa, selayaknya mendapat perhatian besar. Teknologi dan media sewajarnya tetap memperhatikan dampak baik buruknya terhadap anak. Disinilah fungsi orang tua begitu penting, yang bisa memberikan filter agar anak tetap terjaga, bukan Sekolah, karena sekolah hanyalah pendamping. Ditambah peran negara dengan regulasinya yang juga tak kalah penting.

Session dialog tetaplah menjadi bagian yang ditunggu, karena disinilah inti dari acara silaturahim.

Salah satu Tokoh Perempuan yang hadir, Bu Liana perwakilan dari TKI Overstayer perempuan di Jeddah menyampaikan uneg-uneg nya terkait nasib anak-anak dan TKW Indonesia di Jeddah yang sampai saat ini beberapa masih tinggal di tenda-tenda sementara dengan fasilitas yang sangat terbatas.

Bu Liana berpendapat, anak-anak dan perempuan di luar negri tetaplah warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah. Fakta bahwa tidak sedikit tenaga kerja Indonesia yang tinggal di Jeddah memiliki anak-anak kadang luput dari perhatian pemerintah, terutama nasib pendidikan mereka.

Disini, ditambahkan oleh Ibu Dr. Elly Warti Maliki. MA, tokoh perempuan Jeddah yang juga hadir, pendidikan yang layak bagi anak-anak  para TKI perlu, karena dikhawatirkan anak-anak yang terbengkalai pendidikannya kelak tidak dapat berkesempatan mendapatkan taraf hidup yang lebih baik dari orang tuanya. Bahkan Ibu Elly berinisiatif mendirikan Sekolah Islam Terpadu Darul Ulum, karena keprihatinan beliau terhadap nasib pendidikan anak bangsa khususnya yang tinggal di Jeddah.

Perjuangan Ibu Elly tidak mudah, karena ternyata Sekolah yang beliau dirikan mendapatkan kendala perijinan dan kendala fasilitas. Dan hingga saat ini beliau masih berupaya untuk mendapatkan fasilitas yang layak dan perijinan tetap dari pemerintah Saudi. Ibu Elly berharap aspirasi beliau tersampaikan melalui Ibu Ledia, dan bisa diteruskan kepada Komisi X DPR RI.

Semoga acara ini bisa menjembatani aspirasi warga negara Indonesia yang tinggal di Jeddah, khususnya tentang permasalahan anak-anak dan perempuan. Sehingga kedepannya, kita bisa menemukan solusi yang bermanfaat, untuk mewujudkan generasi bangsa yang lebih baik. aamiin. (Sonia Atika/ @SoniaAtika)



Read more

0 MERINDUMU…… SANG IDAMAN

MERINDUMU…… SANG IDAMAN
Oleh: Ustadz Akhmad Nizaruddin
(Kajian Utama Buletin An-Nisa Edisi Januari 2014)



“Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” 
(QS. al-Anbiyaa' : 107)

Ayat di atas menyingkap inti dari misi besar yang dibawa Rasulullah SAW, karena misi itu adalah rahmat dan kasih sayang untuk alam semesta, bukankah dengan ajarannya akan terwujud kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat serta terwujudnya keadilan dan kedamaian bagi alam semesta? 
 
Rahmat dan kasih sayang Rasulullah SAW tidak hanya untuk kaum muslimin tetapi mencakup orang kafir bahkan musuh-musuh dan orang yang pernah menyakitinya, tidak hanya untuk manusia tetapi mencakup hewan dan tumbuhan, dan tidak hanya makhluk hidup tetapi mencakup juga benda mati.

Sirah Rasulullah SAW menceritakan bagaimana kasih sayangnya kepada penduduk Thaif yang telah menolak dan melemparinya dengan batu, kepada orang yang melukainya ketika perang Uhud, atau kepada penduduk Makkah yang pernah menyiksanya dan mengusirnya, ungkapan yang keluar dari mulutnya yang mulia hanyalah ungkapan cinta dan sayang: “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak tahu”, “Aku berharap dari keturunan mereka akan lahir generasi yang akan beribadah kepada Allah” atau “Aku tidak diutus sebagai pelaknat melainkan sebagai rahmat” dan “pergilah kalian semua bebas”.

Dialah Rasul agung yang mengatakan “(menyayangi) setiap makhluk hidup ada pahalanya”, memerintahkan menajamkan pisau sebelum menyembelih, melarang menyiksa binatang dan menjadikannya sebagai target untuk permainan, melarang membebani binatang di atas kemampuannya, dan melarang menyakitinya. Dan dialah Rasul yang dengan kasih sayangnya mengusap menenangkan sebatang pohon kurma yang merintih dan menangis karena tidak digunakan lagi oleh Rasul mulia untuk bersandar dalam khutbahnya di masjid.

Kasih Sayang Kepada Umat

﴿لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ﴾

Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (QS. at-Taubah: 128)

Itulah pujian luar biasa yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW, Al-Qurtubi (w. 671 H) dalam tafsirnya menjelaskan seraya menukil perkataan Al-Husain bin Alfadhl (w. 282 H): “Allah tidak pernah menggabungkan dua nama dari asmaul husna kepada seorang nabi kecuali Nabi Muhammad, Dia berfirman  ﴿ بِالمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ﴾dan berfirman menyifatkan diriNya: ﴿ إِنَّ اللهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ ﴾

Seorang nabi yang sangat sayang kepada umatnya, suatu ketika beliau bersabda: “Perumpamaanku adalah seperti orang yang menyalakan api. Kemudian ketika api itu menyinari sekelilingnya, laron-laron dan serangga sejenisnya menjatuhkan tubuh mereka ke api itu. Orang itu berusaha menghalau laron-laron itu, tetapi laron-laron itu malah melawannya dan selanjutnya menjatuhkan tubuh mereka ke api. Seperti itulah perumpamaanku dengan kalian. Saya menghalau kalian dari api neraka, ‘Jauhkanlah diri kalian dari api neraka! Jauhkanlah diri kalian dari api neraka!’ akan tetapi kalian kemudian melawan laranganku itu dan selanjutnya kalian melemparkan diri kalian ke dalam api neraka” (HR. Bukhari dan Muslim), selalu memikirkan umatnya setiap waktu bahkan ketika beliau membaca firman Allah tentang Nabi Ibrahim “Ya Rabb sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak manusia, barangsiapa yang mengikutiku sesungguhnya ia adalah golonganku” (QS. Ibrahim: 36) dan tentang Nabi Isa “Jika Engkau mengazab mereka maka sesungguhnya mereka adalah hambaMu dan jika Engkau mengampuni mereka sesungguhnya Engkau Maha Perkasa dan Bijaksana” (QS. al-Maaidah: 118) Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya seraya berkata: “Ya Allah umatku umatku..” dan beliau pun menangis, lalu Allah SWT berkata: “Wahai Jibril pergilah dan temui Muhammad –dan tentu Allah lebih mengetahui- dan tanyakan apa yang membuatmu menangis?” Jibril pun datang menemui Rasulullah SAW, kemudian beliau memberitahukan apa yang diucapkannya, -dan Allah tentu lebih mengetahuinya- kemudian Allah berkata: “Wahai Jibril temui Muhammad dan katakan Kami akan membuatmu ridha berkenaan nasib umatmu dan tidak akan membuatmu sedih” (HR. Muslim). Ya Rasulullah alangkah besarnya cinta dan sayangmu kepada umat….!

Begitu besar rasa cinta Rasulullah SAW kepada umatnya hingga banyak sekali keringanan-keringanan dalam syariat mulia ini. Shalat yang awalnya akan diwajibkan 50 kali dalam sehari semalam diringankan menjadi 5 kali seperti yang diceritakan dalam peristiwa mi’raj yang terkenal, kewajiban haji yang hanya 1 kali seumur hidup bagi yang mampu, dalam sebuah hadits ketika Rasulullah SAW berkata: “Allah SWT mewajibkan haji kepada kalian maka berhajilah!” salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah setiap tahun wahai Rasulullah?” beliau pun diam tidak menjawab hingga sahabat tersebut mengulangi pertanyaan tersebut tiga kali, lalu beliau menjawab: “Seandainya aku katakan ‘Ya’ pastilah akan wajib setiap tahun dan kalian pasti tidak akan mampu” (HR. Muslim), atau hadits-hadits yang didahului dengan kata-kata beliau “Seandainya tidak menyulitkan umatku pasti akan aku perintahkan mereka…..” seperti hadits bersiwak sebelum shalat, mengakhirkan shalat isya berjamaah di masjid sampai pertengahan malam, dan lain sebagainya.

Kasih sayang dan cinta Rasulullah kepada umatnya menembus batas waktu dan ruang, bahkan beliau rindu ingin berjumpa dengan umatnya yang akan datang setelahnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW ziarah kubur lalu berkata:Semoga keselamatan tercurah kepada kalian penghuni kuburan kaum mukminin, sesungguhnya –insya Allah- kami akan menyusul kalian, aku ingin berjumpa dengan saudara-saudarakupara sahabat berkata: “Bukankah kami saudara-saudarmu wahai Rasulullah?” beliaupun menjawab:Kalian sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku adalah mereka yang belum dilahirkan” (HR. Muslim).

Dan sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ketika di padang mahsyar pada hari kiamat nanti, semua manusia dikumpulkan dan mereka mencari seseorang yang bisa memohonkan syafaat kepada Allah, mereka datang kepada Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa tapi tidak ada yang bisa memohonkan syafaat kepada Allah, kecuali Nabi Muhammad SAW, lalu beliau pun sujud di bawah arsy memohon kepada Allah syafaat, setelah bangun dari sujudnya kata-kata yang keluar dari mulutnya yang mulia adalah; “Ya Rabb, umatku..umatku”

وكل المرسلين يقول: نفسي  
 وأحمد: أمــــتي إنساً وجنا

وكل الأنبياء بدور هــــــــــــــدي
 وأنت الشمس أكملهم وأهدى

Semua rasul berkata: “diriku diriku..”
Sedangkan Muhammad berkata: “umatku..” jin dan manusia
Semua nabi laksana bulan purnama
Engkau laksana matahari yang sempurna

Ya Rabb jadikan kami umat Rasulullah yang selalu melaksakan sunnah-sunnahnya dan mendapat syafaatnya serta berjumpa dengannya di surga-Mu.

Allahumma shalli wasallim ala Muhammad wa‘ala alihi washahbihi ajmain…
Read more

0 Ummy

Ummy
(Oleh : Ummu Fikri)

  • Ummy, Betapa rindu & cintaku padamu, tak terkatakan,tak terlukiskan betapa sosokmu sebagai ibu kandungku, tak tergantikan,tak terbandingkan
  • Ummy, Masih kukenang senyummu, masih kuingat candamu, masih kuhafal sifatmu, dan masih kukenal pula sikapmu
  • Ummy, Kelembutan & ketulusanmu, menjadi motivasi bagiku ketegaran & ketabahanmu, menjadi inspirasi bagiku
  • Ummy, Masih kuat dalam ingatanku, cinta & kasih sayangmu padaku masih utuh dalam memoryku, perhatian & kerinduanmu padaku
  • Ummy, Saat kau meninggal dulu, seakan terbelah jiwaku, serasa hampa hidupku, namun aku sadar, nyawamu bukanlah milikmu, nyawakupun bukanlah milikku, tapi milik-Nya, kapan saja Dia mau, Dia berhak mengambilnya
  • Ummy, Kini terimalah do'aku untukmu, Semoga ALLAH menerima amal & taubatmu, mengampuni dosamu,meridhaimu, membangunkan rumah dalam surga untukmu, dan menjadikan kuburmu sebagai taman dari taman-taman surga Amien...
  • ***
    Ummy Meski kau telah tiada Tapi kenangan tentangmu tak pernah reda Cinta kami untukmu seluas angkasa Rindu kami padamu sepanjang masa
  • Ummy Tulus & murni kasih sayangmu Bijak & bestari tutur katamu Kau asuh kami dg lembut,tegas & berwibawa Kau besarkan kami dengan darah,keringat dan air mata
  • Ummy Tekadmu sekuat baja, Semangatmu setinggi bintang tsurayya Kau ajar anak-anakmu agar jadi orang yg berguna Kau didik anak-anakmu agar jadi orang yg bertaqwa
  • Ummy Perjuanganmu tak bisa kurangkai dalam kata Pengabdianmu lebih dari sekedar pahlawan tanpa tanda jasa Pengorbananmu hanya demi meraih ridha Sang Pencipta Kau-lah KARTINI keluarga,
  • Ummy Walau keletihan & kepenatan sering menghampirimu Walau kelelahan demi kelelahan sering menyapamu Tapi tak pernah kami dengar keluh kesahmu Tak pernah kami lihat sedih wajahmu Yang ada hanya canda tawamu Yang terdengar hanya puja-puji syukurmu
  • Ummy Do'aku selalu untukmu disetiap sujud-sujud panjangku semoga ALLAH menerima semua amal ibadahmu mengampuni segala dosa kesalahanmu dan memasukkanmu kedalam surga-Nya di jannah Firdaws al-a'laa Amien...
Read more

Delete this element to display blogger navbar

 
© 2010 Perempuan Keadilan Arab Saudi is proudly powered by Blogger